Pengertian Ilmu
Kelahiran suatu ilmu
pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu, manusia melakukan upaya untuk mengetahuinya. Hasil upaya itu disampaikan kepada
masyarakat, kemudian dibuktikan kebenarannya oleh orang lain. Penyempurnaan itu
melahirkan kebenaran universal. Jadi, ilmu menurut Soerjono Soekanto (1989)
dapat dimaknai sebagai kumpulan
pengetahuan yang disusun secara sistematis, yang diperoleh dari
aktivitas berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya dapat
diuji secara kritis oleh orang lain.
Sifat
Ilmu
a.
Rasional : didasarkan
atas kegiatan berpikir secara logis dengan menggunakan rasio (nalar) dan
hasilnya dapat diterima oleh nalar manusia.
b.
Empiris : Kesimpulan
yang diambil harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan dan pembuktian
panca indra, serta dapat diuji kebenarannya dengan fakta. Hal ini yang
membedakan antara ilmu pengetahuan dengan agama.
c.
Objektif : Kebenaran yang dihasilkan ilmu itu merupakan
kebenaran tentang pengetahuan yang
jujur, apa adanya sesuai dengan kenyataan objeknya. Objek dan metode ilmu
tersebut dapat dipelajari dan diikuti secara umum. Kebenaran itu dapat
diselidiki dan dibenarkan oleh ahli lain dalam bidang ilmu tersebut.
d.
Kumulatif : Ilmu dibentuk dengan dasar teori lama yang
disempurnakan, ditambah, dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang
dikenal sekarang merupakan kelanjutan dari ilmu yang dikembangkan sebelumnya.
KONSEP SOSIOLOGI
a. Pengertian
Sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu lahir
pada abad XIX. Pelopornya seorang ahli filsafat Prancis bernama Auguste
Comte (1798-1857). Sosiologi berasal dari bahasa
Latin, yaitu “socius” artinya teman dan
“logos” artinya berbicara, mengajar, atau
ilmu. Menurut Comte
Sosiologi merupakan studi sistematis
mengenai masyarakat manusia, yang dibagi menjadi social static, and
social dynamic.
Menurut
Soerjono Soekanto , Sosiologi itu ilmu yang mempelajari hubungan antara
individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan
kelompok.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
(1964) Sosiologi sebagai ilmu mempelajari
struktur social, proses social, termasuk perubahan-perubahan social.
Sedangkan Pitirim A. Sorokin seperti yang
dikutip oleh Soerjono Soekanto
(1989) menjelaskan sosiologi
menjelaskan hal-hal berikut :
a.
Hubungan maupun
pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala non social.
b.
Ciri-ciri umum
dari semua jenis gejala atau fenomena social yang terjadi dalam masyarakat.
c.
Hubungan maupun
pengaruh timbale balik antara berbagai gejala social
Dari
beberapa definisi di atas dapat disimpulkan sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari masyarakat
manusia dalam keseluruhannya baik dalam dimensi statis maupun dalam dimensi
dinamis.
b. Karakteristik
Sosiologi
Karakteristik
sosiologi menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut :
a.
Sosiologi
bersifat empiris, artinya sosiologi
itu mendasarkan diri pada observasi dan penalaran, bukan atas dasar wahyu atau
hasil spekulasi.
b.
Sosiologi
bersifat teoritis, artinya sosiologi
berusaha memberi ikhtisar (summary) yang menunjukkan
hubungan pernyataan proposisi-proposisi secara logis.
c.
Sosiologi
bersifat kumulatif, artinya
teori-teori sosiologi dibangun atas dasar teori yang sudah ada.
Teori-teori baru yang lebih benar dan
lebih luas, pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori-teori yang sudah ada.
d.
Sosiologi
bersifat nonetis, artinya sosiologi
bukan ajaran tentang tata susila. Para sosiolog tidak membicarakan apakah suatu
tingkah laku social itu baik atau buruk. Tugas seorang sosiolog adalah
mengungkapkan atau menerangkan tindakan social sebagai fakta social.
e.
Sosiologi adalah disiplin ilmu yang kategoris, bukan
normatif, artinya membatasi diri pada kejadian
dewasa ini, bukan pada apa yang seharusnya
f.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak, yang diperhatikan adalah bentuk dan pola
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
g.
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang empiris dan
rasional
h.
Sosiologi adalah termasuk disiplin ilmu sosial
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa Sosiologi adalah ilmu, karena merupakan pengetahuan tentang masyarakat yang diperoleh melalui
metode ilmiah, melalui penelitian-penelitian yang dilaksanakan dengan metode
tertentu terhadap realitas sosial.
3. METODE
PENELITIAN SOSIOLOGI
Soerjono Soekanto (1989) membagi metode penelitian ke dalam dua kelompok besar, yaitu metode
kualitatif dan kuantitatif.
a.
Metode
kualitatif mengutamakan bahan yang
sukar diukur dengan angka-angka dan ukuran lain yang bersifat eksak.
Metode
Kualitatif dibagi menjadi tiga :
1)
Metode historis
2)
Metode komparatif
3)
Metode case study
b. Metode Kuantitatif menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga
gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks,
table dan formula yang menggunakan perhitungan matematika. Metode statistic dan
sosiometri termasuk dalam metode kuantitatif.
4. KONSEP
DASAR DALAM METODE PENELITIAN SOSIAL
a. Konsep merupakan
pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Misalnya, konsep tentang pelajar sekolah
menengah atas atau konsep tentang solidaritas.
b. Metode
merupakan cara-cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan.
c. Metodologi Penelitian Sosial diartikan sebagai pengetahuan tentang cara kerja yang
disesuaikan dengan objek ilmu sosial yang
bersangkutan.
Konsep dasar dalam penelitian sosial :
1)
Kenyataan adalah semua yang dapat disaksikan melalui panca
indra. Peristiwa yang dapat dibuktikan oleh orang lain
2)
Informasi adalah suatu keterangan, kabar, atau pemberitahuan
dari orang lain. Dengan adanya informasi, manusia mengetahui kenyataan di dunia
ini, sehingga manusia menyadari kenyataan tersebut memang benar-benar ada.
3)
Fakta adalah kenyataan yang menggambarkan suatu gejala
tertentu yang ditangkap oleh indra manusia dalam kerangka pemikiran tertentu,
dan dapat diuji kebenarannya secara empiris.
4)
Data ialah kejadian-kejadian khas yang dinyatakan sebagai
fakta dalam wujud hasil pengukuran. Disebut kejadian khas karena
kenyataan-kenyataan murni berupa fakta harus dipilih berdasar tujuan si
peneliti.
5)
Masalah , ialah sesuatu yang timbul karena tidak sesuainya antara realitas dengan harapan.
Masalah social yang kita teliti semestinya memiliki unsur-unsur; mempunyai arti penting, manfaat, dan realistis.
6)
Asumsi adalah
anggapan dasar atau dugaan awal.
7)
Hipotesis adalah pernyataan yang
harus dibuktikan kebenarannya.
8)
Bukti merupakan kenyataan atau gejala social yang cukup
untuk memperlihatkan sesuatu hal.
9)
Generalisasi ialah proses pemberlakuan suatu kesimpulan, untuk seluruh
populasi.
10) Teori ialah
prinsip-prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk rumus atau aturan yang berlaku
umum, dapat menjelaskan hakikat suatu gejala, hakikat hubungan suatu gejala,
hakikat hubungan antara dua gejala atau lebih, relevan dengan kenyataan yang ada dan operasional, alat untuk memperjelas, dapat diverifikasi
atau dibuktikan, serta berguna dalam
meramalkan suatu keadaan.
11) Proposisi
adalah ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan
benar tidaknya.
12) Hukum ialah
suatu pernyataan yang tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya sehingga tidak
perlu diuji dalam suatu penelitian.
Sesuai penjelasan di atas, sosiologi sebagai suatu
metode merupakan suatu cara yang sistematis, terencana, dan obyektif dalam menjelaskan realitas sosial yang terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar