Breaking News

Minggu, 23 Oktober 2016

SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE

Pengertian Ilmu
     Kelahiran suatu ilmu pengetahuan berawal dari rasa ingin tahu, manusia melakukan  upaya untuk mengetahuinya. Hasil upaya itu disampaikan kepada masyarakat, kemudian dibuktikan kebenarannya oleh orang lain. Penyempurnaan itu melahirkan kebenaran universal. Jadi, ilmu menurut Soerjono Soekanto (1989) dapat dimaknai sebagai kumpulan  pengetahuan yang disusun secara sistematis, yang diperoleh dari aktivitas berpikir manusia melalui metode tertentu yang kebenarannya dapat diuji secara kritis oleh orang lain.

     Sifat Ilmu

a.    Rasional :  didasarkan atas kegiatan berpikir secara logis dengan menggunakan rasio (nalar) dan hasilnya dapat diterima oleh nalar manusia.
b.    Empiris : Kesimpulan  yang diambil harus dapat dibuktikan melalui pemeriksaan dan pembuktian panca indra, serta dapat diuji kebenarannya dengan fakta. Hal ini yang membedakan antara ilmu pengetahuan dengan agama.
c.    Objektif : Kebenaran yang dihasilkan ilmu itu merupakan kebenaran tentang pengetahuan  yang jujur, apa adanya sesuai dengan kenyataan objeknya. Objek dan metode ilmu tersebut dapat dipelajari dan diikuti secara umum. Kebenaran itu dapat diselidiki dan dibenarkan oleh ahli lain dalam bidang ilmu tersebut.
d.    Kumulatif : Ilmu dibentuk dengan dasar teori lama yang disempurnakan, ditambah, dan diperbaiki sehingga semakin sempurna. Ilmu yang dikenal sekarang merupakan kelanjutan dari ilmu yang dikembangkan sebelumnya.

              

              KONSEP SOSIOLOGI

a.  Pengertian Sosiologi

Sosiologi sebagai ilmu lahir pada abad XIX. Pelopornya seorang ahli filsafat Prancis bernama Auguste Comte (1798-1857). Sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu “socius” artinya teman dan  “logos artinya berbicara, mengajar, atau ilmu.  Menurut Comte  Sosiologi merupakan studi sistematis  mengenai masyarakat manusia, yang dibagi menjadi social static, and social dynamic.

Menurut Soerjono Soekanto , Sosiologi itu ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (1964) Sosiologi sebagai ilmu mempelajari struktur social, proses social, termasuk perubahan-perubahan social.

Sedangkan Pitirim A. Sorokin seperti yang dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989) menjelaskan  sosiologi  menjelaskan hal-hal berikut :
a.    Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala social dengan gejala non social.
b.    Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena social yang terjadi dalam masyarakat.
c.    Hubungan maupun pengaruh timbale balik antara berbagai gejala social
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan sosiologi adalah ilmu  yang mempelajari masyarakat manusia dalam keseluruhannya baik dalam dimensi statis maupun dalam dimensi dinamis.

b.  Karakteristik Sosiologi

Karakteristik sosiologi menurut Soerjono Soekanto sebagai berikut :
a.    Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi itu mendasarkan diri pada observasi dan penalaran, bukan atas dasar wahyu atau hasil spekulasi.
b.    Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi berusaha memberi ikhtisar (summary) yang menunjukkan hubungan pernyataan proposisi-proposisi secara logis.
c.    Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi dibangun atas dasar teori yang sudah ada. Teori-teori  baru yang lebih benar dan lebih luas, pada dasarnya merupakan penyempurnaan teori-teori yang sudah ada.
d.    Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi bukan ajaran tentang tata susila. Para sosiolog tidak membicarakan apakah suatu tingkah laku social itu baik atau buruk. Tugas seorang sosiolog adalah mengungkapkan atau menerangkan tindakan social sebagai fakta social.
e.    Sosiologi adalah disiplin ilmu yang kategoris, bukan normatif,  artinya membatasi diri pada kejadian dewasa ini, bukan pada apa yang seharusnya
f.     Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang abstrak,  yang diperhatikan adalah bentuk dan pola peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
g.    Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional
h.    Sosiologi adalah termasuk disiplin ilmu sosial

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Sosiologi adalah ilmu, karena merupakan pengetahuan  tentang masyarakat yang diperoleh melalui metode ilmiah, melalui penelitian-penelitian yang dilaksanakan dengan metode tertentu terhadap realitas sosial.

 

3.  METODE PENELITIAN SOSIOLOGI


Soerjono Soekanto (1989) membagi metode penelitian ke dalam dua kelompok besar, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif.
a.      Metode kualitatif mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka dan ukuran lain yang bersifat eksak.
Metode Kualitatif dibagi menjadi tiga :
1)   Metode historis
2)   Metode komparatif
3)   Metode case study

b.      Metode Kuantitatif menggunakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala, indeks, table dan formula yang menggunakan perhitungan matematika. Metode statistic dan sosiometri termasuk dalam metode kuantitatif.

 

4.  KONSEP DASAR DALAM  METODE PENELITIAN SOSIAL


a.      Konsep merupakan pengertian yang menunjuk pada sesuatu. Misalnya, konsep tentang pelajar sekolah menengah atas atau konsep tentang solidaritas.
b.      Metode merupakan cara-cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
c.       Metodologi  Penelitian Sosial diartikan sebagai pengetahuan tentang cara kerja yang disesuaikan dengan objek ilmu sosial yang bersangkutan.

Konsep dasar dalam penelitian sosial :
1)      Kenyataan adalah semua yang dapat disaksikan melalui panca indra. Peristiwa yang dapat dibuktikan oleh orang lain
2)      Informasi adalah suatu keterangan, kabar, atau pemberitahuan dari orang lain. Dengan adanya informasi, manusia mengetahui kenyataan di dunia ini, sehingga manusia menyadari kenyataan tersebut memang benar-benar ada.
3)      Fakta adalah kenyataan yang menggambarkan suatu gejala tertentu yang ditangkap oleh indra manusia dalam kerangka pemikiran tertentu, dan dapat diuji kebenarannya secara empiris.
4)      Data ialah kejadian-kejadian khas yang dinyatakan sebagai fakta dalam wujud hasil pengukuran. Disebut kejadian khas karena kenyataan-kenyataan murni berupa fakta harus dipilih berdasar tujuan si peneliti.
5)      Masalah , ialah sesuatu yang timbul karena tidak sesuainya antara realitas dengan harapan. Masalah social yang kita teliti semestinya memiliki unsur-unsur; mempunyai arti penting, manfaat, dan realistis.
6)      Asumsi  adalah anggapan dasar atau dugaan awal.
7)      Hipotesis adalah pernyataan yang harus dibuktikan kebenarannya.
8)      Bukti merupakan kenyataan atau gejala social yang cukup untuk memperlihatkan sesuatu hal.
9)      Generalisasi ialah proses pemberlakuan suatu kesimpulan, untuk seluruh populasi.
10)  Teori ialah prinsip-prinsip dasar yang terwujud dalam bentuk rumus atau aturan yang berlaku umum, dapat menjelaskan hakikat suatu gejala, hakikat hubungan suatu gejala, hakikat hubungan antara dua gejala atau lebih, relevan dengan kenyataan yang ada dan operasional, alat untuk memperjelas, dapat diverifikasi atau  dibuktikan, serta berguna dalam meramalkan suatu keadaan.
11)  Proposisi adalah ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar tidaknya.
12)  Hukum ialah suatu pernyataan yang tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya sehingga tidak perlu diuji dalam suatu penelitian. 

Sesuai penjelasan di atas, sosiologi sebagai suatu metode merupakan suatu cara yang sistematis, terencana, dan obyektif dalam  menjelaskan realitas sosial yang terjadi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog